Sejarawan: Pemutaran Film G30S/PKI Tak Sesuai Zaman

Sejarawan Bonnie Triyana mempertanyakan alasan pemutaran Film Pengkhianatan Gerakan 30 September Partai Komunis Indonesia (G30S/PKI) dilakukan secara serentak. Film tersebut dianggap tidak sesuai dengan kondisi saat ini.

"Jadi kalau misal mau diputar ulang secara umum, secara serentak pertanyaannya untuk apa dan siapa," kata Bonnie kepada Medcom.id, Jumat, 25 September 2020.

Dia menyebutkan tujuan awal pemutaran Film G30S/PKI memperkuat legitimasi pemerintahan Soeharto. Sebab, Presiden ke–2 Indonesia memegang pucuk pimpinan karena peristiwa tersebut.

"Sehingga legitimasinya itu narasi sejarah. Bisa melalui buku, pidato dan film," ungkap dia.

Alasan lain pemutaran tidak dibutuhkan karena PKI sudah bubar. Sehingga, keberadaan PKI tidak perlu dikhawatirkan lagi.

"Mau diputer lagi buat apa, buat nakut–nakutin PKI? PKI–nya sudah bubar," ungkap dia.

Dia meminta seluruh pihak tidak perlu lagi mempermasalahkan pemutaran film berdurasi empat setengah jam itu. Sebab, Indonesia tengah menghadapi permasalahan sulit, terutama pandemi virus korona (covid–19).

"Kok malah meributkan soal beginian lagi (Film Pengkhianatan G30S/PKI) Untuk apa? Ga ada gunanya," sebut dia.

Bonnie menyebut beberapa adegan Film G30S/PKI tidak sesuai dengan fakta sejarah. Namun, hal itu dianggap sebagai salah satu cara 'bumbu' film tersebut. Menurutnya, film sejarah tetap membutuhkan unsur fiksi untuk mendramatisasi cerita film tersebut.

"Jadi bagaimana pun film itu tidak bisa sepenuhnya mencerminkan kebenaran," kata dia.

Salah satu fakta sejarah yang tidak sesuai dalam film tersebut ialah penyiksaan yang dialami enam jenderal TNI yang menjadi korban. Informasi ini diperkuat oleh pidato Presiden Indonesia Soekarno di depan gubernur seluruh Indonesia pada Desember 1965.

Berdasarkan informasi yang disampaikan Soekarno, keenam jenderal dan Ade Irma Suryani Nasution meninggal karena ditembak. Hal ini berdasarkan hasil visum yang dilakukan oleh tim forensik saat itu.

"Dia (Soekarno) bilang begini, 'itu enggak ada tuh jenderal disilet, dicungkil matanya'. Enggak ada," ungkap dia. source

0 Komentar

close