Wapres Ma'ruf Amin: Perdamaian di Aceh Harus Dijaga

Wakil Presiden Ma'ruf Amin menyatakan, perdamaian di Aceh harus terus dijaga agar pemerintah pusat dapat mendorong pembangunan kesejahteraan masyarakat di Aceh.

Hal ini disampaikan Ma'ruf saat menerima Forum Rektor Aceh di Kediaman Resmi Wapres, Jakarta, Rabu (18/5/2022).

“Dengan adanya perdamaian, terlihat adanya perubahan-perubahan, termasuk intervensi pemerintah bisa membangun waduk, jalan tol, bisa mendorong pendidikan, perguruan tinggi. Saya kira karena adanya perdamaian. Nah, itu yang harus dijaga, jangan sampai itu dirusak lagi,” kata Ma'ruf, dikutip dari siaran pers.

Demi menjaga kedamaian di Serambi Mekkah, Ma'ruf menekankan pentingnya pemahaman akan moderasi beragama sebagai modal utama bangsa Indonesia kepada umat Islam di Aceh.

Ia mengatakan, moderasi beragama yang dimaksud yakni umat Islam harus menjadi Muslim yang kaffah atau komprehensif, tetapi tetap menjaga kesepakatan nasional di dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia dan Kesepakatan Helsinki.

"'Kita ingin Aceh kondusif, tapi pemahaman keislaman harus kita berikan, moderasi beragama kita itu Muslim kaffah ma’al mitsaq. Kalau daerah lain hanya satu, mitsaqul wathani (kesepakatan nasional), di Aceh mitsaqul Helsinki," ujar Ma'ruf.

Dalam kesempatan itu, Rektor Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Takengon Zulkarnain menyatakan, program moderasi beragama sudah mulai dijalankan oleh Kementerian Agama di Aceh dan memperoleh respons positif.

Ia berharap pemerintah dapat lebih meningkatkan dukungannya terhadap pelaksanaan program tersebut, khususnya di perguruan tinggi keagamaan Islam negeri (PTKIN) di Aceh.

“Sejumlah program moderasi beragama yang berada di PTKIN di Aceh, ada namanya Rumoh Moderasi Beragama dan lain-lain, ini semakin mendapat dukungan dari Pak Wapres melalui Kementerian Agama,” kata Zulkarnain.

Adapun pertemuan antara Ma'ruf dam Forum Rektor Aceh turut dihadiri oleh Rektor Universitas Malikussaleh Herman Fithra, Rektor Universitas Teuku Umar Djasman J. Ma'ruf, Rektor Universitas Syiah Kuala Marwan, dan Rektor Universitas Samudra Hamdani. source

0 Komentar

close